Kewirausahaan adalah suatu proses menciptakan barang atau jasa yang memiliki nilai guna atau nilai tambah dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan dengan memiliki resiko finansial, psikologi, dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi. Istilah kewirausahaan berasal dari bahasa Perancis yang secara harfiah diterjemahkan sebagai “perantara”. Pada Abad Pertengahan istilah ini digunakan untuk menjelaskan orang-orang yang menangani proyek produksi berskala besar. Wirausahawan adalah kelompok individu yang mendorong pertumbuhan ekonomi dengan cara memulai dan mengerjakan usaha mereka sendiri dengan cara merubah dan menambah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya, melakukan inovasi, mengorganisasi, dan membangun perusahaan sejak revolusi industri. Terdapat tiga jenis perilaku dalam kewirausahaan, diantaranya memulai inisiatif, mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial atau ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis, dan diterimanya resiko atau kegagalan. Perilaku wirausahawan berupa memulai inisiatif maksudnya adalah perilaku orang-orang yang memiliki kesadaran untuk memulai dan mengerjakan suatu usaha tanpa ada unsur paksaan maupun ajakan dari pihak lain. Perilaku wirausahawan berupa mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial atau ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis maksudnya adalah perilaku orang-orang yang membuka usaha dengan melihan kondisi sosial atau ekonomi masyarakat dan sumber daya yang tersedia serta melakukan inovasi. Perilaku wirausahawan berupa diterimanya resiko atau kegagalan meksudnya adalah perilaku orang-orang yang menerima resiko kegagalan dari usaha yang digeluti akibat persaingan usaha yang tinggi dan kemungkinan hilangnya peluang bisnis yang ada.
Kunci penting para wirausahawan revolusi industri Inggris adalah semangat inovasi. Mereka terlibat dalam pengembangan penemuan untuk tujuan komersil dan menerapkan penemuan ilmiah untuk tujuan produksi. Di dalam usahanya, mereka menetapkan suatu nilai dasar yang harus dimiliki oleh para wirausahawan, yaitu inovasi. Inovasi merupakan karakteristik utama dari usaha-usaha kewirausahaan. Kreatifitas adalah hakikat dari tindakan-tindakan kewirausahaan. Keuntungan kewirausahaan umumnya berasal dari inovasi. Keuntungan tersebut bersifat sementara dan akan berkurang dengan adanya persaingan. Ini berarti bahwa tidak ada perusahaan yang bisa bergantung pada produk yang telah dihasilkannya. Inovasi harus merupakan proses yang berkesinambungan jika perusahaan ingin berumur panjang. Menurut Mc Clelland, karakteristik wirausahawan adalah sebagai berikut:
- Keinginan untuk berprestasi
Penggerak psikologis utama yang memotivasi wirausahawan adalah kebutuhan untuk berprestasi, yang biasanya diidentifikasikan sebagai n Ach. Kebutuhan ini didefinisikan sebagai keinginan dalam diri orang yang memotivasi perilaku ke arah pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan merupakan tantangan bagi kompetensi individu.
- Keinginan untuk bertanggung jawab
Wirausahawan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi pencapaian tujuan. Mereka memilih sumber daya sendiri dengan cara bekerja sendiri untuk mencapai tujuan dan bertanggung jawab sendiri terhadap hasil yang dicapai. Akan tetapi, mereka akan melakukannya secara berkelompok sepanjang mereka bisa secara pribadi mempengaruhi hasil-hasil.
- Preferensi kepada resiko-resiko menengah
Wirausahawan bukanlah penjudi. Mereka memilih menetapkan tujuan-tujuan yang membutuhkan kinerja yang tinggi, suatu tingkatan yang mereka percaya akan menuntut usaha keras tetapi yang dipercaya bisa mereka penuhi.
- Persepsi pada kemungkinan berhasil
Keyakinan pada kemampuan untuk mencapai keberhasilan adalah kualitas kepribadian wirausahawan yang penting. Mereka mempelajari fakta-fakta yang dikumpulkan dan menilainya. Ketika semua fakta tidak sepenuhnya tersedia, mereka berpaling pada sikap percaya diri mereka yang tinggi dan melanjutkan tugas-tugas tersebut.
- Rangsangan oleh umpan balik
Wirausahawan ingin mengetahui bgaiamana hal yang mereka kerjakan, apakah umpan baliknya baik atau buruk. Mereka dirangsang untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi dengan mempelajari seberapa efektif usaha mereka.
- Aktivitas enerjik
Wirausahawan menunjukkan energi yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata orang. Mereka bersifat aktif dan mempunyai proporsi waktu yang besar dalam mengerjakan tugas dengan cara baru. Mereka sangat menyadari perjalanan waktu. Kesadaran ini merangsang mereka untuk terlibat secara mendalam pada kerja yang mereka lakukan.
- Orientasi ke masa depan
Wirausahawan melakukan perencanaan dan berpikir ke depan. Mereka mencari dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi jauh di masa depan.
- Keterampilan dalam pengorganisasian
Wirausahawan menunjukkan keterampilan dalam mengorganisasi kerja dan orang-orang dalam mencapai tujuan. Mereka sangat objektif di dalam memilih individu-individu untuk tugas tertentu. Mereka akan memilih yang ahli dan bukannya teman agar pekerjaan bisa dilakukan dengan efisien.
- Sikap terhadap uang
Keuntungan finansial adalah nomor dua dibandingkan arti penting dari prestasi kerja mereka. Mereka hanya memandang uang sebagai lambing kongkrit dari tercapainya tujuan dan sebagai pembuktian bagi kompetensi mereka.
Karakteristik wirausahawan sukses dengan n Ach tinggi akan memberikan pedoman bagi analisa diri sendiri.
- Kemampuan inovatif
Inovasi memerlukan pencarian kesempatan baru. Hal tersebut berarti perbaikan barang dan jasa yang ada, menciptakan barang dan jasa baru, atau mengkombinasikan unsur-unsur produksi yang ada dengan cara baru dan lebih baik.
- Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
Kemampuan untuk berhubungan dengan hal yang tidak terstruktur dan tidak bisa diprediksi. Karakteristik ini berkaitan erat dengan proses inovatif.
- Keinginan untuk berprestasi
Keinginan untuk berprestasi (n Ach) adalah tanda-tanda penting dari dorongan kewirausahaan. Hal ini menandai para pemiliknya sebagai orang yang tidak mengenal menyerah di dalam mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan sendiri.
- Kemampuan perencanaan realistis
Menetapkan tujuan yang menantang dan bisa diterapkan adalah tanda dari perencanaan realistis. Tujuan ditetapkan sesuai dengan n Ach dari wirausahawan.
- Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan
Wirausahawan membutuhkan aktivitas yang mempunyai tujuan. n Ach yang tinggi memotivasi mereka untuk mengarahkan tenaga mereka dan rekan kerja serta bawahan mereka kea rah tujuan yang ditetapkan.
- Objektivitas
Wirausahawan objektif di dalam mengarahkan pemikiran dan aktivitas kewirausahaannya dengan cara pragmatis. Wirausahawan mengumpulkan fakta-fakta yang ada, mempelajarinya, dan menentukan arah tindakan dengan cara-cara praktis.
- Tanggung jawab pribadi
Wirausahawan memikul tanggung jawab pribadi. Mereka menetapkan tujuan sendiri dan memutuskan bagaimana mencapai tujuan tersebut dengan kemampuan mereka sendiri.
- Kemampuan beradaptasi
Para wirausahawan mampu beradaptasi menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Ketika wirausahawan terhambat oleh kondisi yang berbeda dari apa yang diharapkan, mereka tidak menyerah, namun menilai situasi secara objektif, merumuskan rencana-rncana baru yang dipercaya akan efektif pada lingkungan baru tersebut, dan mengaktifkannya.
- Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator
Wirausahawan mempunyai kemampuan mengorganisasi dan administrasi di dalam mengidentifikasi dan mengelompokkan orang-orang berbakat untuk mencapai tujuan.
Mc Clelland mengemukakan tiga kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi. Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan untuk berprestasi, n Ach; kebutuhan untuk berafiliasi, n Afill; dan kebutuhan untuk berkuasa, n Pow. Contoh kebutuhan untuk berprestasi adalah bekerja dengan baik dan tekun serta mampu memecahkan masalah dengan kecerdasan sendiri, sehingga naik jabatan di dalam pekerjaannya. Contoh kebutuhan untuk berafiliasi adalah mendamaikan pertikaian di dalam kelompok kerja serta membangun hubungan kerja sama dengan rekan sebaya. Contoh kebutuhan untuk berkuasa adalah keberhasilan mendapatkan pengaruh dalam kelompok kerja melalui persuasi atau politik serta pemilihan umum.
Para wirausahawan menelusuri banyak sumber gagasan dalam mengidentifikasi peluang usaha baru. Sumber gagasan yang pertama adalah konsumen. Wirausahawan harus selalu memperhatikan apa yang menjadi keinginan konsumen atau memberi kesempatan kepada kosumen untuk mengungkapkan keinginan mereka. Contohnya, usaha mebel dengan produk sofa harus sesuai keinginan kosumen, misalnya sofa empuk dan nyaman serta tahan lama. Sumber gagasan yang kedua adalah perusahaan yang sudah ada. Wirausahawan harus selalu memperhatikan dan mengevaluasi produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang sudah ada dan kemudian mencari cara untuk memperbaiki penawaran yang sudah ada sehingga bisa membentuk ventura baru. Contohnya, wirausahawan memproduksi sofa berbeda dari sofa yang sudah ada sebelumnya, tidak hanya memperhatikan kenyaman tetapi memperhatikan kualitas dengan terbuat dari kayu jati dan busa berkualitas serta inovasi berupa adanya tempat menaruh minum pada bagian sampingnya, sehingga menambah nilai jual. Penawaran sofa kepada konsumen juga lebih menarik dan kreatif dibandingkan kompetitor. Sumber gagasan yang ketiga adalah saluran distribusi. Saluran distribusi juga merupakan sumber gagasan baru yang sangat baik karena kedekatan mereka dengan kebutuhan pasar. Contohnya, produk sofa harus didistribusikan dekat dengan pasar guna meminimalisir biaya. Sumber gagasan yang keempat adalah pemerintah. Pemerintah merupakan sumber gagasan baru melalui dokumen hak-hak paten dan peraturan pemerintah kepada dunia bisnis. Contohnya, produk sofa inovasi perlu dipatenkan oleh pemerintah agar tidak ditiru oleh perusahaan lain. Selain itu, produk harus mengutamakan keamanan dan keselamatan pekerja di dalam perusahaan menjadi peranan penting dalam peraturan pemerintah. Sumber gagasan yang kelima adalah penelitian dan pengembangan. Penelitian dan pengembangan sering menghasilkan gagasan produk baru atau perbaikan produk yang sudah ada. Contohnya, sofa yang diberi inovasi adanya tempat menaruh minum pada bagian sampingnya dan meja kecil yang dapat dilipat sebagai alas laptop, sehingga menambah nilai jual merupakan hasil dari penelitian dan pengembangan produk.
Analisa pulang-pokok umumnya terdiri atas refleksi, pembahasan, pertimbangan, dan pembuatan keputusan relatif terhadap tujuh unsur pokok. Masing-masing unsur dan definisinya adalah sebagai berikut.
- Biaya tetap
Biaya tetap adalah pengeluaran yang diadakan oleh organisasi tanpa melihat jumlah produk yang dihasilkan. Contoh dari biaya tetap adalah pajak tanah, pemeliharaan bangunan, pengeluaran untuk bunga pada uang yang dipinjam untuk membiayai pembelian peralatan.
- Biaya variabel
Biaya variabel adalah pengeluaran yang befluktuasi dengan jumlah produk yang dihasilkan. Contoh dari biaya variabel adalah biaya pembungkusan produk, biaya bahan yang dibutuhkan untuk membuat produk, biaya yang berkaitan dengan pembungkusan produk untuk dikapalkan.
- Biaya total
Biaya total adalah jumlah total biaya tetap dan biaya variabel yang berkaitan dengan produksi.
- Pendapatan total
Pendapatan total adalah semua nilai rupiah penjualan yang terakumulasi dari penjualan produk. Sesungguhnya pendapatan total meningkat ketika lebih banyak produk yang terjual.
- Keuntungan
Keuntungan didefinisikan sebagai jumlah pendapatan total yang melebihi biaya total dari produksi barang yang dijual.
- Kerugian
Keugian adalah jumlah biaya total produksi barang yang melebihi pendapatan total yang diperoleh dari penjualan barang tersebut.
- Titik pulang-pokok
Titik pulang-pokok didefinisikan sebagai situasi dimana pendapatan total organisasi sama dengan biaya totalnya; organisasi hanya memperoleh pendapatan yang hanya cukup untuk menutupi biaya-biayanya. Perusahaan tidak akan mendapatkan keuntungan maupun tidak mengalami kerugian.
Sebelum menjalankan usaha, wirausahawan harus memilih bentuk hokum yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnisnya. Untuk memilih bentuk hokum dari bisnis, pertama-tama harus mengetahui alternative yang ada. Terdapat tiga bentuk dasar dari organisasi perusahaan; kepemilikan tunggal, kongsi, dan perseroan. Masing-masing memiliki keuntungan dan kerugian sendiri. Penjelasan dari masing-masing bentuk kepemilikan serta keuntungan dan kerugiannya akan dijabarkan sebagai berikut.
Kepemillikan Tunggal
Kepemilikan tunggal (firma) merupakan bentuk organisasi bisnis kecil yang paling umum. Perusahaan dimiliki dan dijalankan oleh satu orang. Wirausahawan yang berperan sebagai pemilik tunggal hanya memerlukan izin dan mendaftar untuk bisa memulai usaha. Keuntungan dari kepemilikan tunggal antara lain sebagai berikut:
- Organisasi informal sudah cukup dan kewajjiban-kewajiban hokum yang harus dipenuhi hanya sedikit, dan biasanya tidak semahal seperti membentuk sebuah kongsi atau PT.
- Pemilik tidak perlu membagi laba dengan siapapun.
- Tidak perlu berkonsultasi dengan sesame pemilik atau rekanan (kecuali mungkin istri), sehingga seorang pemilik tunggal mempunyai kekuasaan membuat keputusan dan pengendalian sepenuhnya.
Kerugian dari kepemilikan tunggal antara lain sebagai berikut:
- Pemilik tunggal mempunyai kewajiban tidak terbatas dan bertanggung jawab atas seluruh hutang perusahaan.
- Mungkin modal yang tersedia jauh lebih kecil dibandingkan organisasi bisnis lainnya.
- Pemilik tunggal boleh jadi sukar mendapatkan pembiayaan jangka panjang. Perusahaan sangat tergantung pada keterampilan wirausahawan.
Kongsi
Kongsi dapat dirumuskan sebagai sebuah asosiasi dari dua orang atau lebih, yang bertindak sebagai pemilik bersama dari sebuah bisnis. Beberapa ciri dari kongsi yang membedakan dari bentuk organisasi lain adalah umur yang terbatas dari kongsi, kewajiban tak terbatas dari salah seorang rekanan, pemilikan bersama dari harta, ikut serta dalam manajemen dan pembagian laba dalam kongsi. Keuntungan dari bentuk kongsi antara lain sebagai berikut:
- Formalitas hukum dan pengeluaran-pengeluaran lebih sedikit dibandingkan dengan persyaratan-persyaratan dalam pendirian sebuah perseroan.
- Para rekanan lebih bermotivasi untuk menerapkan kemampuan mereka sebaik-baiknya karena mereka ikut mendapatkan laba.
- Pada sebuah kongsi sering kali lebih mudah mendapatkan modal yang lebih besar dan mempunyai keterampilan yang lebih luas dibandingkan sebuah kepemilikan tunggal.
- Pengambilan keputusan dalam sebuah kongsi lebih luwes dripada dalam sebuah perseroan.
Kerugian dari bentuk kongsi antara lain sebagai berikut:
- Harus terdapat kewajiban tak terbatas, paling sedikit bagi seorang rekanan.
- Kongsi dapat berakhir kapan saja seorang rekanan meninggal atau menginginkan pembubaran kongsi.
- Kongsi relatif lebih sukar untuk memperoleh modal dalam jumlah besar, terutama untuk pembiayaan jangka panjang, dibandingkan dengan perseroan.
- Rekanan merupakan agen bisnis itu dan tindakan mereka mengikat rekanan-rekanan lain maupun bisnis itu.
- Kepentingan pribadi seorang rekanan sukar dihapuskan.
Perseroan
Perseroan merupakan sebuah badan hukum dan mempunyai identitas yang terpisah dari para pemiliknya.Sebuah perseroan biasanya dibentuk dengan kekuasaan dari sebuah badan pemerintah, dan harus menurut hukum dagang serta mendapat persetujuan dari pemerintah. Persetujuan dari pemerintah ini harus dalam bentuk suatu akte pendirian untuk perseroan itu, yang menyatakan kekuasaan dan keterbatasan dari suatu perusahaan tertentu. Keuntungan dari perseroan antara lain sebagai berikut:
- Kewajiban pemilik saham terbatas pada jumlah saham, biasanya sesuai dengan jumlah investasi si pemegang saham.
- Pemilikan dengan mudah dapat dipindahkan dari satu orang ke orang lain.
- Perseroan mempunyai aksistensi hukum yang terpisah.
- Eksistensi perseroan relatif lebih stabil dan lebih permanen.
- Pemilik mendelegasikan kekuasaan kepada manajer professional yang merupakan spesialis.
- Perseroan sanggup menggaji spesialis.
Kerugian dari perseroan antara lain sebagai berikut:
- Kegiatan-kegiatannya dibatasi oleh akte pendirian dan pelbagai hukum atau perundang-undangan.
- Banyaknya peraturan pemerintah yang harus diperhatikan; dan perseroan harus membayar banyak dari labanya kepada instansi-instansi pemerintah.
- Mendirikan sebuah perseroan memakan banyak biaya daripada membentuk sebuah kongsi.
- Mungkin terdapat pajak-pajak yang lebih besar karena adanya pelbagai instansi pemerintah.
Sumber daya manusia merupakan asset penting dalam organisasi kewirausahaan yang memberikan sumbangan yang berharga pada pencapaian tujuan sistem organisasi kewirausahaan. Seorang wirausahawan harus mampu menyediakan sumber daya manusia yang semestinya. Terdapat langkah-langkah yang berurutan untuk menyediakan sumber daya manusia yang tepat bagi organisasi kewirausahaan, antara lain; perekrutan, seleksi, pelatihan, dan penilaian hasil kerja. Langkah pokok kedua yang terlibat dalam penyediaan sumber daya manusia yang tepat bagi organisasi kewirausahaan adalah proses seleksi. Seleksi adalah pemilihan individu untuk disewa dari semua individu-individu yang telah direkrut. Proses seleksi biasanya diawali oleh serangkaian tahap melalui mana calon tenaga kerja harus melewatinya untuk bisa disewa. Tahapan-tahapan proses seleksi diantaranya; penyaringan pendahuluan dari rekaman, berkas data, dan lain-lain, wawancara pendahuluan, tes kecerdasan, tes bakat, tes kepribadian, rujukan prestasi, wawancara dianostik, pemeriksaan kesehatan, dan penilaian pribadi.
Sumber:
Wiratmo, Masykur.1994. Kewirausahaan. Jakarta: Gunadarma